Saturday, September 02, 2006

Pinus

pada dinding-dindingnya aku bersandar
biarkan angin sore menyapa
menebar semerbak wangi hutan
yang terangkum dalam aroma nafas
ketika bisikan itu lirih membuai

kegelisahan yang tertunda
hingga malam tak bersisa
pekatnya membuyar di terjang gelombang surya

aku bahagia
berlari mengejar seribu mimpi
mengukir pelangi
menyulam benang sutra
menjadi sebuah mahligai
bukan fatamorgana

dibatang-batang pinus itu
semalam mimpi kita melebur
harapan yang terpendam
gelisah yang membuncah
melepas setiap gundah jadi nyata

kelak
aku akan ukirkan prasasti buat kita
dan pada masa nya kita kembali lagi kesini
kau akan tersenyum dan berkata
"aku bangga jadi milikmu"

--pinus--

Biarkan Bulan Iri

Kalau aku boleh meminta
aku mau tetap begini
memandang lepas bulan separuh dari beranda depan
tempat aku melepas dirimu berangkat

Tak mau purnama cepat merekah
sebab setelahnya, gelap akan kembali menyergap
menenggelamkan bulan dalam dalam
entah akan terlihat oleh mata ku lagi
atau terus dalam kegelapan

Kalau aku boleh berharap
mendekap erat dirimu pasti ku pinta
mambaui nafas mu
menyatukan kehidupan kita pada bait hati paling dalam
kemudian tebang berdua
dalam payungan para penjaga malam

Aku melihat bulan muram
merah dan tak bergairah....
dan angin malam berbisik
"dia iri melihat jiwa-jiwa penuh gairah,
namun tak juga memuja indahnya"

Malam itu tak akan ada bulan disanjung
sebab segala yang keluar dari mulut ini
hanya untuk memujanya
memuja cintanya

--

Ayah Aku Mohon Maaf

Dan pohon kemuning akan segera kutanam
Satu saat kelak dapat jadi peneduh
Meskipun hanya jasad bersemayam di sini
Biarkan aku tafakkur bila rindu kepadamu

Walau tak terucap aku sangat kehilangan
Sebahagian semangatku ada dalam doamu
Warisan yang kau tinggal petuah sederhana
Aku catat dalam jiwa dan coba kujalankan

Meskipun aku tak dapat menungguimu saat terakhir
Namun aku tak kecewa mendengar engkau berangkat
Dengan senyum dan ikhlas aku yakin kau cukup bawa bekal
Dan aku bangga jadi anakmu

Ayah aku berjanji akan aku kirimkan
Doa yang pernah engkau ajarkan kepadaku
Setiap sujud sembahyang engkau hadir terbayang
Tolong bimbinglah aku meskipun kau dari sana

Sesungguhnya aku menangis sangat lama
Namun aku pendam agar engkau berangkat dengan tenang
Sesungguhnyalah aku merasa belum cukup berbakti
Namun aku yakin engkau telah memaafkanku

Air hujan mengguyur sekujur kebumi
Kami yang ditinggalkan tabah dan tawakkal
Ayah aku mohon maaf atas keluputanku
Yang aku sengaja maupun tak kusengaja
Tolong padangi kami dengan sinarnya sorga
Teriring doa selamat jalan buatmu ayah tercinta

song by : ebiet g. ade
akustik