Friday, January 27, 2006

Resiko

Resiko
Oleh : Boim Akar

"Love won't wait for you forever. If you let everything pass you by, you'll never find out how beautiful life can really be. Don't be afraid to get hurt; if you don't risk something you'll never gain anything."

Sebaris kata-kata diatas sepintas lalu sepertinya memang tidak terlalu bermakna. Namun jika kita coba resapi lebih dalam, ada sejuta makna tersimpan dalam kalimat pendek tersebut. Cinta tidak akan menunggumu selamanya. Jika kamu membiarkan ia lewat begitu saja, kamu tidak akan bisa menemukan betapa indah kehidupan. Jangan takut menderita, karena jika kamu tidak mengambil resiko kamu tidak akan mendapat apa-apa.

Ada satu kalimat bijak yang bisa kita ambil dari kalimat tersebut, if you don't risk something you'll never gain anything." Risk dalam kamus Oxford Learners Pocket Dictionary New Edition artinya possibility of meeting danger, suffering loss, etc. Yang dalam terjemahan Bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai kemungkinan menemui bahaya, menderita dan lain-lain.

Dalam kehidupan, kadang kala kita dihadapkan pada satu yang keadaan dimana mengharuskan kita menentukan pilihan. Bisa jadi apa yang akan kita putuskan tersebut tidak selamanya menyenangkan kita. Kadang kala itu justru membuat kita rugi, kacau, atau bahkan mungkin terpuruk. Ibarat buah simalakama, jika melangkah kedepan, ada yang sakit, jika melangkah kebelakang ada yang luka. Susah memang, namun kita harus putuskaan.

Itulah resiko. Dalam setiap sendi kehidupan kita, akan selalu menemui hal-hal seperti itu. Tidak semuanya besar, ada kalanya hanya hal-hal sepele. Bangun kesiangan resikonya terlambat sampai ke tempat kerja, terlambat makan resikonya maag, dan masih banyak lagi contoh-contoh yang sederhana dalam kehidupan sehari hari.

Dalam dunia pendakian, factor resiko menjadi penting untuk kita perhatikan. Ini erat kaitannya dengan kesiapan tiap individu dalam melaksanakan kegiatan out door ini. Kadang, beberpa pendaki berpendapat, biarkan saja alam yang akan bercerita, bukan kita. Maksudnya, biarkan alam yang akan memberikan mereka pengalaman sementara mereka tinggal menikmati dengan enak. Padahal, kesiapan dalam sebuah pendakian akan membantu kita bisa menikmati alam lebih baik. Bayangkan saja, jika kita harus memaksakan diri tidur beratap langit dalam keadaan hujan turun, badai kabut, sementara kita tidak membawa tenda karena kita pikir sudah cukup dengan membawa sleeping bag saja. Sedang factor cuaca tidak menjadi perhitungan kita.

Baru-baru ini, gencar beredar berita di millist-millist yang memberitakan beberpa orang yang tersesat di gunug Lawu. Mereka dalam keadaan kurang persiapan dan menghabiskan sisa makanan pada hari terakhir perjalanan. Siapa tahu ketika mereka selesai makan dan baru berjalan beberapa meter, badai datang dan menyergap mereka hingga dalam hitungan hari?

Itulah resiko. Sekecil apapun memang harus dengan perhitungan. Meminimalisir keadaan menjadi tidak berbahaya atau menjadi lebih kondisif dalam setiap kegiatan kita, bisa jadi jawabannya. Memang, tidak mungkin kita hilangkan, atau kita tiadakan. Namun minimal ada sedetik kita untuk bisa bernafas lebih lega dan merasa aman, ketika persiapan sudah kita lakukan dengan baik. [bm270106]

0 Comments:

Post a Comment

<< Home