Tuesday, March 25, 2008

menjalani hidup

kemarin, seorang pengendara motor marah-marah
katanya, saya memotong jalannya dia
saya bilang, lah...terbang aja mas, kalo gak mao
jalannya di potong

ada masanya ketika sebuah kengototan tidak harus
dibalas dengan ngotot lagi
meski kesannya cemen, kerena takut, tapi lebih baik ketimbang
adu jotos tanpa hasil yang jelas

kehidupan dimata seorang yang baru melek
kelihatannya adalah ladang gelap tanpa ada sesuatu pun yang bisa diraba
semuanya kasat mata..
semuanya abstrak, abu-abu
kadang bingung harus bedain mana tiang listrik mana ambulans
semuanya seakan sama

Monday, December 24, 2007

menjadi lelaki

kata orang..menjadi lelaki itu harus kuat
tidak boleh menangis
tapi kenapa Tuhan menciptakan air mata di kelopak mata lelaki?

kata orang..menjadi lelaki harus tangguh
tidak boleh menyerah
lalu kenapa banyak orang lelaki bunuh diri

menjadi lelaki buatku adalah sebuah kebanggan
menjalani hidup dengan fleksibel
kadang menangis, itu manusiawi
karena semua yang ada di manusia adalah untuk di nikmati
karena Tuhan mencipta semua dengan fungsi

biarkan aku memilih

kenapa kita selalu bilang kalo kita sempurna
sedangkan dunia memberikan begitu banyak pilihan
kenapa kita selalu bilang kita sempurna
sementara dunia diciptakan untuk saling melengkapi

Monday, December 17, 2007

Menceraikan Mu

aku pernah berfikir untuk membuang mu
ah..tidak...meninggalkan mu
biarlah aku pakai bahasa yang lebih halus sedikit
agar kau tidak terlalu merasa kecewa
meskipun pada akhirnya mungkin kamu merasakan hal itu

aku dan kamu begitu jauh
seperti dadu dan kitab suci
seperti wiski dan susu rendah lemak yang kamu minum tiap pagi
ada batasan tanpa batas
membentas lebih panjang dari tembok cina
lebih tebal dari salju antartika
meski kata orang salju disana tidak lagi tebal karena global warming

aku pernah berniat menceraikan mu
memulai hidup baru sebagai lajang tanpa ikatan apapun
mengebara menembus rimbunan semak
atau terbang bersama elang jawa
tanpa risau dengan seseorang yang membangunkanku pagi-pagi
tanpa hirau akan uap kopi yang kau seduh
dan marah bila tidak di minum

aku menikmati hidupku lebih baik dalam kesendirian
setidaknya untuk sekarang
karena besok, aku tidak tahu akan masih hidup atau tidak
jadi buatku...hidup adalah hari ini....

aku pernah menyelipkan selembar karu perpisahan di bawah bantalmu
namun tak tahu, apakah pagi itu, kau membacanya atau tidak
namun malamnya...kamu tetap seperti hari-hari kemarin
tak ada yang berubah

kebikanmu itu....kebaikan yang membelenggu
kenapa kamu tidak pernah marah kepadaku
meski aku selingkuh dan kamu tahu bahwa aku sadar melakukannya
tapi tak ada sepatah ocehan pun yang keluar dari mulutmu
meski aku ingin sesuatu yang dramatik terjadi
namun nyatanya, kamu tetap sedingin patung lilin
dramatisasi yang aku harapkan sama sekali tidak terjadi

malamnya aku uring-uringan
aku tidak makan, tidak minum, tidak mandi, tidak mengganti baju yang aku pakai dari pagi
hanya berharap kamu akan marah padaku....
bahkan ketika kau menawarkan untuk melakukan itu pun
aku jelas-jelas menolak dan hanya melakukan onani di depanmu
aku ingin kau tersinggung
kemudian marah
kemudian membenci ku
dan minta cerai

ah..kamu begitu baik

Ingin Pergi Saja

Suatu hari, kehidupan membawa ku
pada sebuah kenyataan tanpa basa-basi
kenyataan yang dulu ku anggap sebagai hal yang tabu
antara ditinggal dan meninggalkan
dicampakkan dan mencampakkan

aku tahu...aku bukan apa-apa diluar sana
menjadi bagian dari kehidupan lain itu susah sekali
mencari respektasi dari sesama manusia itu susah
semua orang akan melihat pertama kali kepadamu
dari apa yang kamu pakai
kemudian turun ke kaki
dari jenis sendal apa yang kamu injak
bermerk atau tidak
dan sebagainya
dan sebagainya

Wednesday, December 05, 2007

Dan mereka Pulang

Dan mereka pulang ke pelukan ibunya
setelah tidak mampu menaklukan hati yang penuh amarah

apa semua masih sehangat dahulu?
tika secangkir kopi masih tersaji dalam gelas
plastik berwarna hijau daun?
dan sepiring pisang goreng menemani disebelahnya?

Aku ragu untuk pulang kembali....
menemui masa laluku yang seakan akan telah hilang tanpa jejak
ditelan keinginan yang terus datang tanpa pernah tahu diri
ada apa gerangan yang terjadi....

Dan mereka pulang ke pelukan ayah nya
tanpa malu bergayut dalam ketiak ayah mereka
tak memperhatikan bahwa mereka sudah dewasa

apakah hukum anak tak bisa lepas dari orang tua itu betul
entah!

Saturday, December 01, 2007

Kenapa Harus Begini

menjalani kehidupan di dua sisi
menilik baik dan buruk
melihat katiadaan diantara ada yang di paksa

berupaya jadi orang seorangnya
tanpa takut di pecut seperti kerbau
tanpa takut di perah seperti sapi

menjalani malam tanpa takut gelap
menembus batas cakrawala tanpa takut
hilaang dalam luas bentangan nya

jangan lari lagi
karena tampat sembunyi sudah seramai pasar pagi
hari ini

Dan Hidup adalah Hidup

aku bicara kepada dia malam ini
dan, kita tidak bisa melihat masa depan
hidup adalah hidup tanpa batas yang jelas

tapi dia tetap ngotot
katanya, hidup adalah sebuah perahu
yang bisa di putar arah dan bisa di tenggelamkan

lalu aku bilang, bukan kah kita sudah tenggelam sekarang
kenapa pusing dengan yang akan datang

dia bilang
kamu tidak punya masa depan

Saturday, September 02, 2006

Pinus

pada dinding-dindingnya aku bersandar
biarkan angin sore menyapa
menebar semerbak wangi hutan
yang terangkum dalam aroma nafas
ketika bisikan itu lirih membuai

kegelisahan yang tertunda
hingga malam tak bersisa
pekatnya membuyar di terjang gelombang surya

aku bahagia
berlari mengejar seribu mimpi
mengukir pelangi
menyulam benang sutra
menjadi sebuah mahligai
bukan fatamorgana

dibatang-batang pinus itu
semalam mimpi kita melebur
harapan yang terpendam
gelisah yang membuncah
melepas setiap gundah jadi nyata

kelak
aku akan ukirkan prasasti buat kita
dan pada masa nya kita kembali lagi kesini
kau akan tersenyum dan berkata
"aku bangga jadi milikmu"

--pinus--

Biarkan Bulan Iri

Kalau aku boleh meminta
aku mau tetap begini
memandang lepas bulan separuh dari beranda depan
tempat aku melepas dirimu berangkat

Tak mau purnama cepat merekah
sebab setelahnya, gelap akan kembali menyergap
menenggelamkan bulan dalam dalam
entah akan terlihat oleh mata ku lagi
atau terus dalam kegelapan

Kalau aku boleh berharap
mendekap erat dirimu pasti ku pinta
mambaui nafas mu
menyatukan kehidupan kita pada bait hati paling dalam
kemudian tebang berdua
dalam payungan para penjaga malam

Aku melihat bulan muram
merah dan tak bergairah....
dan angin malam berbisik
"dia iri melihat jiwa-jiwa penuh gairah,
namun tak juga memuja indahnya"

Malam itu tak akan ada bulan disanjung
sebab segala yang keluar dari mulut ini
hanya untuk memujanya
memuja cintanya

--

Ayah Aku Mohon Maaf

Dan pohon kemuning akan segera kutanam
Satu saat kelak dapat jadi peneduh
Meskipun hanya jasad bersemayam di sini
Biarkan aku tafakkur bila rindu kepadamu

Walau tak terucap aku sangat kehilangan
Sebahagian semangatku ada dalam doamu
Warisan yang kau tinggal petuah sederhana
Aku catat dalam jiwa dan coba kujalankan

Meskipun aku tak dapat menungguimu saat terakhir
Namun aku tak kecewa mendengar engkau berangkat
Dengan senyum dan ikhlas aku yakin kau cukup bawa bekal
Dan aku bangga jadi anakmu

Ayah aku berjanji akan aku kirimkan
Doa yang pernah engkau ajarkan kepadaku
Setiap sujud sembahyang engkau hadir terbayang
Tolong bimbinglah aku meskipun kau dari sana

Sesungguhnya aku menangis sangat lama
Namun aku pendam agar engkau berangkat dengan tenang
Sesungguhnyalah aku merasa belum cukup berbakti
Namun aku yakin engkau telah memaafkanku

Air hujan mengguyur sekujur kebumi
Kami yang ditinggalkan tabah dan tawakkal
Ayah aku mohon maaf atas keluputanku
Yang aku sengaja maupun tak kusengaja
Tolong padangi kami dengan sinarnya sorga
Teriring doa selamat jalan buatmu ayah tercinta

song by : ebiet g. ade
akustik

Thursday, August 31, 2006

Ayah, aku rindu jadi anakmu

Ayah...semalam engkau datang
dengan kuda putih berjubah putih
mendekat dengan sorot mata penuh
tak bicara

Tangan yang terulur kaku
menarik aku bersamamu
namun tak dapat kuraih juga
keperkasaan itu

Ayah,
matamu berkaca sesaat
bibirmu berucap tak dapat aku terjemahkan
apakah itu bangga
atau sesal?