PATAH
PATAH
Sepasang Kepodang emas menangis
air matanya jatuh di telapak kaki
berderai membanjiri tiap rumputan mati
tapi tak ada kehidupan lagi
Kepodang emas bersayap patah
seperti aku yang selalu berharap
pada hembusan suara merdu
mulut mu
Mata yang membelai itu
melemahkan tiap sarap pikiran ku
meneduhkan
dan berapi
aku berlari
manakala tahu tatapan itu adalah api
Mulut manis itu merdu merayu
hingga tak kuasa aku bertekuk lutut padanmu
hingga aku sadari
mulut itu hanya bersenandnung
tapi bukan buatku
Baik kita pergi
sama-sama membawa hati
jangan saling menghampiri
0 Comments:
Post a Comment
<< Home