Offline Massage Pagi Ini
someone (7/20/2006 8:11:29 PM): Malam ini, aku memandang keluar gedung. Hujan…………………………. Membuat ku urung tuk pulang. Hari ini, pagiku menyapa mu. Siang ini kucari hadirmu. Sore tadi ku baca pesanmu. Ingin ku ukir bersama mu kemarin dengan kata kata puitis, namun aku hanya terpaku dihadapan IM mu. Yang ada hanya bayangan wajahmu. Tak mampu ku menulis. Begitu banyak kah, atau terlalu sedikit kah? Akhirnya kuungkapan juga, apa yang ada dihati saat ini. Saat menuju pertemuan, begitu penat kujalani. Kupikir kan terlalu lama penantianmu. Kepenatan ku sedikit tak kurasa saat tertidur dalam bus kota itu. Ah, sampai juga di tempat kita berjanji. Kamu sudah duduk menunggu. Kehangatan jabatan tangan kita, kurasa. Kita berbasa basi. Kita tak makan seperti biasa. Dan kita memutuskan nonton. Kita ngobrol. Kehangatan kurasa di kaki ku saat berdekatan. Kahangatan cerita mu. Begitu dekat kah kita? Dihati ?
someone (7/20/2006 8:12:28 PM): Saat tiba tuk berdua, kuraih tanganmu. Kurasakan kehangatan genggaman jemarimu. Kurasakan kehangatan pundakmu tempat ku rebahkan kepalaku. Biar! Biarkan begitu! Biarkan begitu!! Kudengarkan celoteh mu. Ah, baru kali ini aku bertemu orang yang hapal semua nama peran segitu detilnya, dari buku yang dia baca. Ingin ku menciummu. Tapi malu ku menahan untuk itu. Namun ciuman itu, sampai juga di pipimu. Biarkan kurasankan kehangatan pundakmu. Kehangantan menggengam tanganmu. Kuraba, kuelus kelakianmu. Cukup! Cukup dengan hangat pundakmu. Cukup dengan hangat genggaman tanganmu. Kita masih punyua malu. Kita masih punya jengah. Kita masih orang beradab. Hangatmu membangkitkan gairahku. Cukup! Cukup hangat pundakmu. Cukukp gengam mu. Ingin ku bersembunyi dalam lenganmu. Ingin ku mebaui aroma ketiakmu. Ingin ku meraba kulitmu.
someone (7/20/2006 8:14:03 PM): Cukup lengan! Cukup pundakmu! Aku tau kamu mencuri pandang pada pasangan sebelah dalam remang kamar penuh kursi di bisokop itu. Aku tau kamu jengah. Aku bilang cukup ini. Cukup! Ini sudah cukup! Tak kusangka, kau sapa lembut bibirku dengan bibirmu. Kurasakan lagi kehangatan bibirmu. Kurasakan lagi basah bibirmu. Kurasakan lagi lembut bibirmu. Aah, Walau sekejap, kuraskan hingga pagi ini sapa bibirmu. Aku telah membuat mu terlalu nekat. Maaf! Maaf!! Saat kuiring tanganmu ke dekapanku, kurasakan hangat. Cukup! Cukup! Tak terasa waktu begitu cepat. Masih kuingin. Masih kuingin! Namun cukup. Harus cukup! Waktu begitu cepat. Kita harus kembali menjalani hidup berpisah. Namun, ku sempatkan memandang dirimu ketika mobil berlalu.
---------------
Sebuah balasan dari offline massage buat mu
---------------
aku (7/21/2006 8:14:03 AM): dan aku merasa beruntung memilikimu. meski sama-sama tak sendiri, aku tahu, tapi kita masih bisa bersatu.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home