Friday, June 02, 2006

Cerita Dari Tugu

sayang,
abang akan pulang terlambat besok
kereta yang abang naiki, tertahan di Tugu
ada gempa besar

tolong bilang pada si kecil
abang baik-baik saja
meski mereka tak seberuntung abang
yang hanya tertahan distastiun tak bisa pulang
mereka sudah tak punya baju untuk di pakai
tak ada nasi untuk di makan
tak ada rumah tempat berteduh

tadi abang jalan-jalan keluar
semua nya hancur, jalan-jalan retak
bangunan yang kokoh ternyata tak mampu menahan bumi
rumah-rumah tak peduli reyot atau gagah
luluh lantak
sekarang tinggal puing

sayang,
apa boleh abang berikan sisa uang didompet buat seorang anak kecil
yang ibu bapaknya mati tertimbun atap rumahnya?
sekarang dia ada di dekat abang
menangis, dan bercerita
sesekali mengusap ingus yang keluar
bolehkan?

dan di ujung sana
ada sederet tenda-tenda tanpa bentuk
berwarna warni
berdiri diantara puing-puing yang hancur
ada orang-orang berwajah sendu diantara isak tangis dan panik

sayang,
sepertinya bendera setengah tiang harus kau naikkan di depan rumah
biarkan semua orang tahu, bahwa kau, aku dan anak-anak
juga peduli dengan apa yang menimpa saudara-saudara kita
meski cuma doa dan selembar uang
pasti ini sangat berharga

apa yang kau lihat di TV,
belum seberapa
apa yang angin kabarkan
itu bukan apa-apa
aku masih kaku berdiri disini
menatap runtuhan yang membumi

sayang
kereta abang akan segera berangkat
doakan aku tiba
dan akan aku ceritakan lebih banyak

**2/06/06**

0 Comments:

Post a Comment

<< Home