Pelacur Muda itu Bernama Arini
adakah yang lebih tajam dari sorot mata elangnya
membelah tiap saraf dan menghentikan aliran darah
hingga otak tak mampu membedakan
antara bisikan iblis durjana dan malaikat yang memperingatkan
dalam malam penuh gairah
adakah yang lebih halus dari telapak tangannya
mengusapkan ujung-ujung jarinya
pada bibir di mulut yang terus mendesah
merasakan dan memisahkan antara bencana iman
dan kenikmatan tiada tara
arini
belia memang bukan masalah disana
dalam remang ruang diantara hingar-bingar
suara musik diluar
arini
mata yang terpejam
untuk sebuah kata sama-sama
meledakan timbunan resah yang lima menit lalu
memburu seperti serigala di padang rusa
ajari aku jadi sejati
arini
0 Comments:
Post a Comment
<< Home