Monday, August 28, 2006

Pelacur Muda itu Bernama Arini

adakah yang lebih tajam dari sorot mata elangnya
membelah tiap saraf dan menghentikan aliran darah
hingga otak tak mampu membedakan
antara bisikan iblis durjana dan malaikat yang memperingatkan
dalam malam penuh gairah

adakah yang lebih halus dari telapak tangannya
mengusapkan ujung-ujung jarinya
pada bibir di mulut yang terus mendesah
merasakan dan memisahkan antara bencana iman
dan kenikmatan tiada tara

arini
belia memang bukan masalah disana
dalam remang ruang diantara hingar-bingar
suara musik diluar

arini
mata yang terpejam
untuk sebuah kata sama-sama
meledakan timbunan resah yang lima menit lalu
memburu seperti serigala di padang rusa

ajari aku jadi sejati
arini

0 Comments:

Post a Comment

<< Home